Dalam masyarakat kita sering mendengar tentang istilah ketindihan, mereka menganggap bahwa itu terjadi karena factor mistis yang menggangu manusia. Ini sangat menakutkan dan sudah terjadi secara turun temurun dan berabad-abad lamanya.
Setiap negara mempunyai cerita mistis tersendiri tentang mitos ketindihan ini, berikut diantaranya, di Brazil, cerita mitos ketindihan ini biasanya seseorang mengalami gangguan tidur dan dada seras diinjak oleh makhluk astral, mereka menyebutnya sebagai Pisadeira, makhluk dengan kuku yang sangat panjang dan kaki seperti kuda yang menginjak-injak dada seorang yang sedang tidur. Catatonia, spanyol memiliki kisah tersendiri dari mitos ketindihan dengan sebutan makhluk yang biasanya mengganggu dengan sebutanPesanta, makhluk yang menyerupai binatang seperti kucing dan anjing yang menginjak-injak dad mereka saat sedang tidur sehingga sulit untuk bernafas. Kanada menyebutnya sebagai Old Hag, manusia tua dengan rambut yang panjang yang duduk diatas seorang yang sedang tidur. Bagaimana dengan Indonesia? Ya, istilah ketindihan itu berasal dari bahas Indonesia untuk seseorang yang mengalami gangguan proses tidur dengan dada yang terasa berat, sulit berbicara atau berteriak dan serasa didatangi oleh makhluk halus yang mengerikan.
Dari beberapa fenomena diatas, apakah merupakan fakta atau hanya mitos belaka? Berikut adalah kajian ilmiahnya dan beberapa alasan medis dibalik fenomena ketindihan itu.
Ketindihan dalam bahasa medis biasa disebut sebagai sleep paralysis, suatu gangguan pada kemampuan otot sehingga tidak bisa bergerak, berbicara atau sulit untuk berteriak saat akan melakukan proses tidur, baik saat mau tertidur atau saat mau bangun tidur, sifatnya biasanya sementara dan akan normal kembali dengan sendirinya.
Untuk menambah pemahaman tentang teori ini, ada baiknya kita pahami proses tidur dari proses NREM (Non Rapid Eye Movement) dan REM (Rapid Eye Movement). Pada kedua siklus ini biasanya fenomena ketindihan sering terjadi. Pada fase sebelum REM kadang-kadang manusia terbangun dari tidurnya tanpa mereka sadari, dan disinilah biasanya fenomena itu terjadi.
Pemicu utamanya adalah kelemahan otot, saat manusia menjalani proses tidur maka seluruh otot akan melemah dan pasif dari aktifitas fisik yang biasanya dilakuakan. Pada saat otot mulai melemah, disisi lain manusia sering terbangun pada fase tertentu sebelum masa REM pada tidur, sehingga kita merasa tidak bisa bergerak, tidak bisa berkata, sulit bernafas dan tidak mampu berteriak, ini hal yang wajar karena pada hakikatnya otot mengalami fase peralihan dari fase aktif ke pasif dan aktif lagi dalam kondisi badan sedang tertidur atau setengah sadar (mendekati fase REM). Mengenai ada hantu dan makhluk astral lainnya, itu hanya halusinasi dari ketidakberdayaan yang dialami seseorang saat menagalami fenomena ini.
Ada beberpa factor pemicu yang biasanya menyebabkan orang mengalami sleep paralysis atau ketindihan ini, diantaranya adalah pola tidur yang tidak teratur, badan yang dipakasakan beraktivitas dan terlalu capek, stres dan terlalu banyak pikiran sebelum tidur, penyalahgunaan obat-obatan dan lain-lain, ini semua bisa berpengaruh terhadap terjadinya sleep paralysis pada semua orang.
Mulai sekarang, aturlah pola hidup sehat terutama mengatur pola tidur yang tertaut. Dengan pola tidur yang baik dan teratur akan meningkatkan kesehatan tubuh kita dan resiko terhadap terjadinya sleep paralysis ini. Hindari memikirkan sesuatu sebelum tidur apalagi yang dipikirkan itu tidak berujung pada solusi, karena ini akan merangsang terjadinya stres pada manusia, sedangkan stres merupakan salah satu penyebab terjadinya ketindihan. Bagi yang beragama, berdoalah sebelum tidur, doa akan menenangkan psikis dan menentramkan jiwa.
0 Response to "Fenomena “Ketindihan” Menurut Kacamata Medis"
Posting Komentar