Seperti kita maklumi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang artinya saling membutuhkan antar satu sama lain. dalam prosesnya, sifat saling membutuhkan ini membutuhkan suatu alat agar tujuan dari sifat saling membutuhkan itu bisa berjalan dengan lancar, alat itu kita sebut dengan komunikasi.
Komunikasi merupakan teknik dalam penyampaian pesan atau informasi. Komunikasi merupakan suatu kegiatan dalam memberikan dan menerima pesan atau informasi dari seorang komunikator kepada komunikan.
Dalam dunia kesehatan, komunikasi sangat penting dalam menunjang terjadinya suatu tindakan dan pengobatan. Dokter memberikan tindakan delegatif kepada perawat, baik secara tertulis atau lisan dengan komunikasi. Perawat dengan perawat lainnya dalam melakukan pelimpahan tugas juga dengan komunikasi, dokter dan perawat memberikan tindakan pengobatan dan intervensi keperawatan juga menggunakan komunikasi. Komunikasi adalah hal yang bisa mengefektifkan suatu tindakan, tapi juga bisa menggagalkan suatu tindakan jika salah dalam pelaksanaannya.
Sebagai tenaga kesehatan, kita memiliki dua istilah komunikasi dalam mengaplikasikan sistem komunikasi dalam dunia kerja kita, yaitu:
Komunikasi Efektif
Singkatnya, komunikasi efektif merupakan komunikasi antar petugas kesehatan, baik antar dokter dengan perawat, antar perawat dengan perawat lainnya, atau antara petugas kesehatan dengan petugas kesehatan lainnya.
Dalam melaksanakan komunikasi efektif, para petugas kesehatan bisa melakukannya dengan bahasa medis dan bisa dengan bebas kita menyampaikan pendapat, itu merupakan hal biasa dalam komunikasi efektif. Melakukan komunikasi Ini juga merupakan salah satu bentuk privasi yang bisa dilakukan petugas kesehatan dengan masyarakat awam. Penggunaan komunikasi efektif bisa dilakukan dalam bentuk diskusi ilmiah dan profesional untuk memperoleh hasil yang maksimal demi sebuah keputusan dalam melakukan tindakan kepada pasien.
Melakukan komunikasi efektif tidak mudah, ada beberapa unsur vital yang biasanya sering menghambat kelangsungan komunkasi efektif, terutama adalah masalah tingkat SDM dan kemajuan teknologi.
Sumber Daya Manusia (SDM) antar tenaga kesehatan berbeda-beda, ada yang wawasannya luas, pandai, cepat beradaptasi tapi ada juga yang mohon maaf kurang pandai. Dalam kasus seperti ini, petugas kesehatan harus memberikan klarifikasi dan klasifikasi penyampaian komunikasi, karena jika respon komunikasi dipukul rata dan dianggap semua komunikan adalah sama dalam menyerap informasi dari komunikator, maka akan berdampak fatal pada pasien sebagai obyek dari sebuah tindakan medis. Perlu diingat bahwa kesalahan pada tindakan medis akan berakibat pada kecacatan bahkan kematian, ujung-ujungnya pasien akan melakukan tanggung gugat terhadap petugas kesehatan yang melakukan kesalahan.
Begitu juga tentang masalah teknologi, tidak semua tenaga kesehatan mampu mengaplikasikan masalah teknologi, padahal kita tahu bahwa saat ini hampir semua administrasi dan dokumentasi dari sebuah intervensi medis dengan menggunakan teknik internet dan teknologi global. Ini juga membutuhkan pembelajaran dan pengawasan bersama guna memperoleh hasil dan dokumentasi yang benar, akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Komunikasi Terapiutik
Komunikasi ini berfokus pada komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien. Dalam hal ini, petugas kesehatan harus lebih banyak diam, tidak berdebat dengan pasien, akan tetapi berusaha menjadi pendengar yang baik dengan memberikan solusi yang efektif.
Memberikan ruang bebas kepada pasien untuk menyampaikan masalah kesehatannya saja, bukan curhat masalah yang lain sampai menghabiskan waktu yang harusnya lebih efektif untuk melakukan tindakan dan pemeriksaan pasien lainnya, petugas kesehatan menjadi moderator tersembunyi dalam hal ini. Jadi saat pasien sudah keluar dari masalah kesehatannya atau mungkin mengulang-ulang masalahnya, petugas kesehatan bisa mengarahkan sambil memberikan solusi efektif.
Banyak hal yang biasanya berpengaruh dalam proses komunikasi terapiutik ini, tapi di lapangan kami biasanya menjumpai ada dua faktor yang sanga berpengaruh, yaitu bahasa dan budaya.
Bahasa Daerah Negara Indonesia ini banyak sekali dan sangat beragam, kita akan kesulitan menghadapi pasien yang hanya bisa berbahasa daerah tapi tidak bisa berbahasa nasional (Indonesia), mau tidak mau petugas kesehatan harus mampu mencari celah dan solusi dari masalh ini, entah dengan bahasa isyarat, menggunakan keluarga atau orang lain yang mengerti bahasanya sebagai perantara atau yang lainnya, apapun itu asal tujuan dari penyampaian komunikasi bisa tercapai.
Begitu juga dengan budaya, budaya yang ada di Indonesia ini beragam dan bermacam-macam. Sebisa mungkin petugas kesehatan harus bisa membawa diri dalam beradaptasi dengan budaya masyarakat, dengan catatan budayanya tidak bertentangan dengan standart kesehatan. Janagn pernah menampakkan raut wajah yang seolah-olah kita mengejek budaya tertentu, itu hal yang sangat fatal.
Bagi mereka budaya mereka adalah yang terbaik dan belum tentu budaya anda baik menurut mereka. Jika hal ini terjadi, mereka tidak akan lagi percaya (trust) kepada petugas kesehatan, kalau pasien sudah tidak percaya dengan petugas kesehatan, jangan berharap kita akan mencapai tujuan dari program kesehatan yang kita rencanakan.
0 Response to "Efektifitas Komunikasi Kesehatan"
Posting Komentar