Saat ini kita patut bersyukur karena hidup pada era yang kemajuan teknologi begitu pesat dan luar biasa dalam membantu kelangsungan hidup manusia. Hampir semua aktivitas manusia saat ini dibantu oleh karya teknologi, tidak bisa dipungkiri bahwa karya dari sebuah teknologi ini membuat aktivitas manusia lebih efektif dan efisien.
Salah satu perkembangan teknologi yang begitu maju ada pada dunia kesehatan. Berbagai macam alat canggih hasil dari sebuah penelitian yang luar biasa yang bisa menyokong dan membantu dalam proses intervensi kedokteran, termasuk tentang berbagai macam pembedahan, Transplantasi organ, kloning sel, IVF atau yang lebih kita kenal dengan sebutan bayi tabung dan lain sebagainya, ini semua adalah temuan baru yang luar biasa berkat sebuah kemajuan teknologi.
Berbicara tentang transplantasi, kita akan terfokus pada penggantian suatu organ yang tidak berfungsi dengan organ milik orang lain yang masih berfungsi, baik dari orang lain yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal yang organnya masih berfungsi dengan baik. Kita mungkin sudah sering mendengar orang melakukan proses transplantasi ini demi menyelamatkan orang yang dicintainya atau karena alasan lain seperti masalah ekonomi, memberi manfaat dan keterpaksaan. Orang awam biasanya lebih menegenal istilah transplantasi ini dengan sebutan donor organ, yah memang betul, secara mudahnya kita sebut transplantasi sebagai sebuah proses donor organ pada orang lain.
Ada sebuah kabar terbaru di Amerika yang mengatakan bahwa proses transplantasi pada uterus gagal lagi. Uterus atau rahim pada seorang wanita sering mengalami kegagalan dalam proses transplantasi, tidak seperti transplantasi pada organ lainnya. Bahkan disebutkan dari 4 orang yang melakukan donor rahim di Amerika saat ini, hanya satu yag berhasil dan sisanya (tiga orang) gagal total. Begitu juga data yang sedikit lebih besar dikeluarkan WHO selaku Organisasi Kesehatan Dunia memberikan sebuah klarifikasi bahwa sejauh ini hanya ada 16 proses transplantasi uterus di dunia, 8 berhasil dan sisa lainnya gagal total.
Dr. Alexander Maskin dan Dr. Andreas Zsakis selaku Asisten Professor Bedah di Baylor University Medical Center, Dallas memberikan beberapa alasan mengapa proses transplantasi uterus ini sangat sulit dilakukan dan sering mengalami kegagalan, menurutnya ada beberapa faktor penting yang menyebabkan kegagalannya diantaranya ketidakcocokan organ penerima dengan dengan organ donor, ketidaksesuaian aliran darah dari organ donor dan organ penerima, terdapat infeksi pada bekas transplantasi khususnya jamur, dan terakhir adalah letak uterus yang berada di dalam panggul dengan keadaan yang begitu kompleks yaitu dengan banyaknya pembuluh darah sehingga menyebabkan proses transplantasi begitu lama dan ekstra hati-hati.
Maskin dan Zsakis meyakini bahwa masalah-masalah ini akan segera bisa diminimalisir demi mencapai tujuan transplantasi yang lebih baik. Tiga dekade terakhir, proses transplantasi pada ginjal membutuhkan waktu diatas 10 jam, tapi saat ini cukup setengah jam proses transplantasi ginjal sudah selesai dilaksanakan, semoga transplantasi uterus juga demikian dengan kemajuan dan perkembangan teknologi selanjutnya.
Sejauh ini, proses transplantasi yang telah berhasil pada satu dari empat orang tadi memberikan perkembangan semakin baik dan tidak ada tanda-tanda penolakan dari organ tubuh penerima, dan mereka optimis bahwa keberhasilan pertama di Amerika ini akan menjadi patokan dalam menjalankan proses transplantasi uterus selanjutnya.
Semoga dengan semakin berkembangnya teknologi dan penemuan-penemuan terbaru bisa membantu proses pelaksanaan transplantasi uterus atau donor rahim ini, sehingga bisa membantu mereka dalam mengoptimalkan fungsi rahim terutama dalam proses pembuahan, kehamilan dan persalinan pada seorang wanita, Semoga.

0 Response to "Donor Rahim Gagal Lagi, Kenapa ?"
Posting Komentar