Seperti kita ketahui bersama bahwa secara umum ranah kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan manusia, baik secara individu ataupun secara populasi masyarakat terbagi dalam 4 bagian, yaitu promotif kesehatan, preventif kesehatan, kuratif dan rehabilitatif.
Promotif dan preventif kesehatan dikhususkan untuk mereka yang sehat (well being) dan yang beresiko terkena penyakit atau beresiko sakit (at risk), sementara kuratif berfokus pada mereka yang sakit atau berpenyakit (diseased population) sementara rehabilitatif khusus untuk mereka yang mengalami kecacatan atau masalah setelah sakit (rehabilitation population).
Pemerintah memfokuskan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di puskesmas, sementara kuratif dan rehabilitatif ada pada rumah sakit, yang mana pada kedua instansi ini tidak menghapuskan bagian yang lain, hanya secara fungsi terfokus pada bagian tertentu, seperti puskesmas terfokus pada promotif dan preventif akan tetapi tidak menghilangkan proses pengobatan dan proses rehabilitasi pada pasien yang mengalami gangguan setelah sakitnya, begitu juga dengan rumah sakit. Teori ini sudah sering kita dengarkan dan pahami bersama saat kita menjalani kuliah kesehatan keluarga dan komunitas, dan kami yakin tenaga kesehatan sudah sangat memahami teori ini.
Lalu apa sebenarnya maksud dari pemetakan ranah peningkatan derajat tingkat kesehatan tersebut? Dan seberapa penting fungsi dari masing-masing ranah dalam peningkatan derajat kesehatan manusia?
Secara terminologi, kita sebagai tenaga kesehatan yang berada di puskesmas harus mampu memberikan informasi dan pengetahuan tentang penyakit, sehat sakit, beberapa tindakan supaya tidak terjadi sakit dan tetap bertahan dalam keadaan sehat, cara mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tanpa melupakan beberapa pengobatan dasar dan proses rehabilisasi kepada pasien yang mengalami masalah setelah sakit yang ada di wilayah puskesmas. Titik tekan yang diharapkan pemerintah seperti yang ada di dalam perundangan-undangan tentang hal ini adalah sebisa mungkin manusia secara individu atau masyarakat secara komunitas tidak mengalami sakit dan cacat dengan cara menggalakkan proses promosi kesehatan dan prevensi kesehatan dalam masyarakat, harapannya ada perubahan perilaku yang sehat supaya tidak sakit.
Tindakan promotif dan preventif merupakan suatu tindakan awal yang dilakukan tenaga kesehatan untuk meningkatkan perubahan perilaku masyarakat menjadi baik dan sehat, entah perilaku secara pengetahuan (knowledge),kemauan bersikap (afektif), ataupun realisasi dari sebuah tindakan (psikomotor), dengan ekspektasi saat kita lakukan evaluasi kita mendapatkan masyarakat yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mau menjadi mau, yang tidak mampu menjadi mampu. Semua tujuan ini termaktub dalam beberapa indikator sebagai panduan dalam melihat efektifitas dari tindakan promosi dan prevensi kesehatan. Diantara indikator yang dimaksud adalah menurunnya angka kematian (mortality), menurunnya angka kesakitan (morbidity), menurunnya angka kecacatan (disability) serta menurunnya faktor resiko utama penyebab penyakit.
Sebagai tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam komunitas masyarakat, kita meyakini bahwa penyebab utama penyakit adalah karena terjadinya penyimpangan perilaku sehat, lingkungan yang tidak sehat serta faktor genetik. Faktor perilaku dan lingkungan adalah sasaran dari tenaga kesehatan yang mempunyai tugas sebagai agen promosi dan prevensi kesehatan, sementara masalah genetik berada di luar bahasan kita saat ini.
Faktor-faktor perilaku dan lingkungan ini sangat bisa diminimalisir dengan aksi promosi dan prevensi kesehatan yang efektif, sehingga indikator-indikator keberhasilan dari sasaran kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Disamping itu, peran serta dari aktifasi promosi dan prevensi kesehatan juga bisa menganulir beberapa faktor resiko terjadinya penyakit seperti merokok, kebiasaan konsumsi alkohol dan makanan rendah serat (gizi), buang sampah sembarangan, tidak rutin dan tidak teratur berolahraga dan lain sebagainya. Tujuan ini semua termasuk dalam rencana strategis pemerintah dalam memandirikan masyarakat.
Mengaplikasikan tindakan promotif dan preventif memang tidak mudah, harus ada kerjasama lintas sektoral secara internal dan eksternal. Secara internal kita rincikan sebagai kebijakan pimpinan yang baik, baik pimpinan yang berada dalam instansi ataupun tingkat kota dan provinsi yang dalam hal ini diwakili oleh kepala puskesmas dan kepala dinas. Kerjasama antar profesi kesehatan seperti perawat, dokter, bidan, bagian sanitasi, bagian gizi dan lainnya yang mempuyai visi dan misi yang sama dalam melakukan sebuah perubahan perilaku. Sementara secara eksternal adalah kerjasama dengan perangkat wilayah yang ada, seperti kecamatan, kelurahan, LSM, dan partisipasi aktif dari kader binaan. Apabila kedua faktor ini sama-sama mendukung, maka kita akan menyaksikan perubahan perilaku masyarakat yang begitu luar biasa, perilaku yang sehat dan menyehatkan, perilaku yang menjadi harapan dari tenaga kesehatan dan pemerintah. Masyarakat sehat dan mandiri akan menjadi kepuasan tersendiri bagi tenaga kesehatan, keberhasilan menyehatkan dan memandirikan masyarakat ini adalah bukti betapa dahsyatnya fungsi promosi dan prevensi kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
0 Response to "Dahsyatnya Promotif Dan Preventif Kesehatan"
Posting Komentar