Memiliki sang buah hati adalah impian dari semua pasangan suami istri. Namun, tidak semua orang atau pasangan mempunyai kesempatan untuk memiliki anak sang buah hati. Banyak faktor penyebab yang bisa menyebabkan seseorang sulit memiliki anak, baik secara disengaja ataupun karena faktor lain seperti penyakit dan sakit.
Ada kasus terbaru mengenai masalah ketidaksuburan dan lamanya pasangan suami istri tidak memiliki anak, kasus ini ada di inggris. Ada seorang wanita yang mengalami masalah pada kehamilan (lama tidak mempunyai anak), akhirnya memberanikan diri untuk melakukan kontrol dan pemeriksaan ke bagian fertilitasi (obsgyn) di Rumah Sakit Massachuset, Sebelumnya dokter sudah melakukan beberapa pemeriksaan terutama tentang infeksi pada kehamilan, tingkat kesuburan kedua pasangan, aktivitas keseharian yang begitu baik dengan olahraga teratur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,berat badan ideal serta intensitas berhubungan badan juga rutin terjaga dengan baik, entah apa yang menyebabkan wanita ini kesulitan emiliki keturunan. Sampai suatu saat pernah dilakukan IVF (In Vitro Fertilasion)atau program bayi tabung dan tidak berhasil.
Pemeriksaan terakhir dilakukan dengan biopsi endometrium dan disitulah ditemukan bahwa pada endometriumnya terdapat granuloma dan ini adalah penyebab ketidakhamilannya karena sesuatu yang tidak seperti biasanya, dia menderita TB selaput rahim. Riwayat vaksinasi BCG sebagai pencegahan penyakit TB sudah dia dapatkan dan tetap saja mengalami penyakit TB.
“Vaksin BCG tidak selalu membebaskan seseorang dari infeksi bakteri tubercolusa, apalagi orang yang sering terpapar dengan kasus TB, vaksin BCG hanya akan mengurangi resiko terjadinya TB tapi bukan berarti akan mencegahnya,”begitu kata salah satu Dokter Klinik Mayo yang ada di Amerika. “Parahnya, wanita ini tidak memiliki gejala seperti penyakit TB pada organ lainnya, seperti batuk, nyeri dada, badan mengurus atau tanda infeksi lainnya, dia baik-baik saja tanpa ada gejala. Ini menunjukkan bahwa TB pada selaput rahim itu tidak menular tapi berimbas pada kesuburan dan kehamilan,” lanjutnya.
Sedangkan menurut dr. Richard Legro, salah satu profesor Penn State University College of Medicinememberikan sebuah argumen,” kasus ini jarang sekali terjadi di negara maju seperti Amerika dan Inggris Raya, dan akan sulit ditegakkan sebuah diagnosa TB kecuali yang bersangkutan melakukan pemeriksaan ke bagian Obsgyn (kesuburan) dan mendapatkan pemeriksaan lanjutan.
Bagai gayung bersambut, statement dr. Legro benar, ternyata wanita ini adalah wanita imigran yang dulu dibesarkan di India dan pernah menetap di Nepal. Penelitian terbaru mengatakan bahwa wanita Nepal yang melakukan program bayi tabung mengalami TB genetalia kurang lebih ampai 25 persen dari peserta keseluruhan para pelaku bayi tabung. TB genetalia adalah salah satu kasus yang sulit terdiagnosa kecuali saat melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke bagian obsgyn (kesuburan), karena kasus ini jarang memiliki gejala yang khas, atau bahkan tidak sama sekali.
Dan akhirnya, wanita tadi positif terdiagnosa TB Genetalia dengan mendapatkan pengobatan selama 1 tahun sesuai instruksi dokter setempat, dan setelah pengobatan selesai dia melakukan program bayi tabung, dan positif dinyatakan hamil. Pada usia kehamilan 34 minggu, wanita itu melahirkan anak yang sehat dengan bayi jenis kelamin perempuan, dengan berat lahir 1800 gram. Pertumbuhan dan perkembangan bayinyapun begitu baik, setidaknya wanita tadi bisa hamil seperti orang normal lainnya dengan anak yang normal walaupun prosesnya menggunakan teknologi IVF.
Semoga kita semua dijauhkan dari rasa sakit dan penyakit, selalu bersyukur dengan keadaan yang sekarang yang normal. Bagi pembaca yang belum memiliki anak jangan putus asa dan tetaplah berusaha dan melakukan pemeriksaan ke dokter yang menangani masalah kesuburan dan genitalia (Obsgyn).
0 Response to "Bagaimana Penyakit Tubercolosis (TB) Mempengaruhi Tingkat Kesuburan Wanita ???"
Posting Komentar