Beberapa Mitos Tentang Bayi Tabung



Bayi tabung merupakan salah satu metode atau cara yang baru dalam mendapatkan anak dari pasangan yang mengalami gangguan kesuburan atau alasan lainnya, secara medis kita sering menyebutnya sebagai IVF (In Vitro Fertilisation), suatu metode terbaru dalam mengawinkan sel kelamin laki-laki dengan sel telur di luar tubuh manusia.

Metode ini sudah banyak memberikan hasil yang sangat memuaskan atau sesuai harapan para pemakainya, akan tetapi ada juga yang gagal. Secara pemahaman banyak masyarakat yang salah kaprah dalam memanfaatkan teknologi terbaru ini, sehingga berkembang beberapa mitos dalam masyarakat yang semakin memperparah ketidakberhasilan program ini.

Ada beberapa hal yang salah dan mungkin bisa kita katakan sebagai mitos dalam masyarakat tentang program bayi tabung ini, berikut diantaranya:


IVF Memberikan Keberhasilan Mutlak Dalam Proses Perkawinan Sel

Seperti kita ketahui bersama bahwa program bayi tabung ini juga ada gagalnya, tidak selalu berhasil. Meski dari data yang ada sudah sekitar 5 juta orang yang berhasil dari proses penggunaan bayi tabung ini, akan tetapi tetap saja ada kejadian yang bisa menggagalkan terjadinya proses perkawinan sel ini.

Seorang profesor bagian kesuburan organ manusia, Prof. Bonnie Steinbock mengatakan bahwa tetap saja ada kegagalan dalam proses bayi tabung, entah itu saat proses perkawinannya atau saat proses pertumbuhan dan perkembangan dari janin hasil perkawinan IVF, banyak faktor yang mempengaruhinya terutama kondisi telurnya.

IVF Bisa Mendesigner Bayi Yang Diinginkan

Ini konsep dan pemahaman yang benar-benar keliru, pertumbuhan dari hasil IVF tetap sesuai genetik dari kedua orang tuanya. Jika bapak ibunya berasal dari keturunan albino, tidak mungkin akan menghasilkan keturunan negro, begitu juga dari bagian tubuh lainnya, jika bapak ibunya mancung maka anak yang dihasilkan dari proses bayi tabung juga akan mancung, meski tidak 100 persen tapi paling tidak dominan.

Pemahaman yang beredar di dalam masyarakat bahwa dengan menggunakan program IVF akan bisa mendesigne bayi yang kita inginkan sesua kemauan kita, seperti warna kulit, tinggi badan bahkan tingkat kecerdasanya, ini keliru.

Dr. Sarah Franklin mengatakan bahwa proses pembuatan bayi tabung bukan seperti membalikkan kedua tangan, tidak mudah, hasil yang akan muncul sesuai genetik dari kedua orang tuanya.

IVF Dijual Secara Umum

Ada prosedur khusu dalam memanfaatkan proses bayi tabung, tidak sembarangan dan asal-asalan. Di luar sana banyak orang yang rela menjualkan sel telurnya untuk alasan ekonomi, memasarkannya demi sebuah rupiah. Mereka tidak mengerti prosedur dan efek samping dari pengambilan sel telur untuk kesehatan dan kesuburan mereka, diantara efeknya adalah mual dan akan mengalami pembengkakan pada daerah organ ovarium yang bocor yang bisa menyebabkan kebocoran ke daerah perut dan dan dada, biasa kita kenal sebagai efek over-stimulasi ovarium, telah ada laporan bahwa kasus ini juga bisa menyebabkan kematian.

Penjual sel telur biasanya marak terjadi pada wanita dibawah 30 tahun, ini sangat beresiko terhadap status kesuburannya dan kesehatannya.

IVF Meningkatkan Kesuburan

IVF adalah program terbaru yang ditawarkan untuk mereka yang mengalami gangguan kesuburan dan sulit mempunyai keturunan, bukan meningkatkan kesuburan. Pasangan yang tidak mengalami gangguan kesuburan tidak diperbolehkan melakukan ini kecuali permintaan sendiri, akan tetapi perlu diketahui bahwa proses pelaksanaan bayi tabung justru beresiko pada gangguan kesuburan.

Hasil Peranakan Dari IVF Tidak Akan Bertahan Lama

Sekali lagi kita jelaskan bahwa ini semua tergantung pada tingkat dan kemamuan genetik dari kedua orang tuanya, bukan masalah proses persilangan atau perkawinannya di luar rahim, sama sekali tidak berpengaruh. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Beberapa Mitos Tentang Bayi Tabung"

Posting Komentar