Tentang gorengan, kami sebagai penulis teringat saat masa kuliah dulu. Ada salah satu dosen yang tersenyum sambil tertawa mendengar mahasiswa yang bertanya tentang masalah gorengan dan efeknya untuk kesehatan. Menurutnya gorengan adalah alat untuk menggoreng, sementara menurut mahasiswa gorengan adalah makanan yang digoreng.
Kita sepakati secara umum bahwa gorengan adalah jenis makanan yang diolah sedemikain rupa dengan cara digoreng, biasanya bahan utamanya adalah pisang, ubi, ketela, sukun dan bahan-bahan campuran lainnya seperti tepung, gula dan garam. Makanan ini terasa nikmat kalau dinikmati bersama saat musim penghujan dan menjadi makanan camilan bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, bisa disajikan saat ada tamu, saat nonton TV dan bioskop bahkan yang lebih parah ada sebagian orang yang lebih suka sarapan gorengan daripada sarapan nasi dengan lauk pauk yang lengkap.
Tahukah anda bahwa sebenarnya gorengan sangat berbahaya untuk tubuh manusia, khususnya bagian pencernaan? Mungkin kita sebagai penikmat gorengan tidak merasakan apa-apa dalam jangka pendek saat ini, tapi bagaimana nanti efek jangka panjangnya? (Nasi goreng juga perlu diwaspadai).
Sebuah penelitian terbaru dari swedia mengatakan bahwa makanan yang tinggi karbohidrat yang disajikan dengan cara di goreng seperti ubi, kentang, ketela akan menimbulkan zat karsinogenik yang bernama Akrilamida. Dalam penelitian itu juga dijelaskan bahwa makanan yang direbus atau dikukus akan menghasilkan akrilamida yang sedikit dan tidak berbahaya, berbeda dengan saat digoreng atau dibakar.
Senyawa akrilamida ini biasanya dipakai di laboratorium sebagai zat penelitian untuk menggumpalkan kotoran yang ada di dalam air.
Tubuh manusia bisa menetralisir akrilamida dengan jumlah 0,5 macrogram, sementara makanan yang tinggi karbohidrat dengan cara penyajian digoreng atau di bakar (di panggang) akan menghasilkan akrilamida 2500 macrogram, sebuah perbedaan angka yang fantastis dan mengerikan.
Saat ini, tren dan kasus kanker semakin hari semakin meningkat. Hal ini seperti yang disampaikan Prof. Heru dalam sebuah konsultasi di Graha Amerta RSUD dr. Soetomo, beliau mengatakan,“Secara etiologi kanker memang belum pasti penyebabnya, tapi faktor kebiasaan dan pola hidup masyarakat saat ini memlilik andil yang sangat besar dalam peningkatan kasus kanker, hindari makanan yang bersantan, goreng-gorengan dan makanan yang disajikan dengan cara dibakar, serta makanan cepat saji dengan dibantu dengan pola olahraga yang teratur”.
Pada sistem pencernaan manusia, zat ini akan menyebabkan terjadinya tumor hingga polip usus, dan jika dibiarkan dan dilanjutkan dalam mengkonsumsi zat makanan yang tinggi akrilamida, maka bukan tidak mungkin akan menyebabkan kanker usus dan penyakit kronis lainnya.
Disamping itu, akrilamida juga termasuk zat neurotoksik yang berpotensi dalam pemicu kerusakan syaraf pada manusia. Zat ini akan merusak sinaps neuron pada sistem persyarafan manusia sehingga menimbulkan mati rasa dan gangguan syaraf lainnya. Ada banyak hal yang bisa mengganggu sitem syaraf manusia pada gorengan, disana ada minyak dan kolestrol jahat yang mampu menggangu kinerja syaraf dan pembuluh darah pada manusia.
Senyawa akrilamida juga mampu merusak sistem genetika dan DNA manusia, itu sebabnya orang yang sedang hamil dianjurkan untuk menghindari makanan yang beresiko tinggi terhadap peningkatan akrilamida pada makanan, tujuannya adalah biar bayi yang dilahirkan nanti tidak cacat atau tidak kurang suatu apapun, baik secara fisik atau mental.
Dari sekian banyak efek jangka panjang dari gorengan ini, maka mulai sekarang anda harus berpikir dua kali untuk mengkonsumsi terlalu banyak gorengan, apalagi yang tiap harinya hanya memanfaatkan gorengan sebagai sarapan pagi, hentikan dan mulailah untuk hidup sehat dengan pola makan yang teratur dan gizi yang seimbang.
0 Response to "Bahaya Terlalu Sering Konsumsi “Gorengan” Bagi Kesehatan Tubuh Manusia"
Posting Komentar