Perawat, Rawat Dirimu Sebelum Merawat



Perawat merupakan salah satu profesi profesional yang ada dalam dunia kesehatan. Mereka melayani pasien sepenuh hati tanpa pamrih. Konsep asuhan keperawatan dan kode etik keperawatan merupakan salah satu landasan dalam memberikan asuhan, yaitu dengan memberikan asuhan kepada pasien secara holistik tanpa membeda-bedakan status sosial. Perawat merupakan salah satu profesi unik dalam sebuah sarana kesehatan, bagaimana tidak? Profesi ini mempunyai beberapa lahan praktik yang sudah diatur oleh pemerintah tapi dalam realitanya, hampir semua pekerjaan bisa dilakukan perawat, mulai dari sopir ambulans, IT, regulasi obat, nge-check laboratorium sampai proses pembedahan (minor), semuanya perawat bisa melakukannya. Entah ini karena perawatnya yang hebat atau karena memang regulasi aturannya yang kurang efektif, jawabannnya ada pada diri kita masing-masing sebagai perawat.

Terlepas dari itu semua, dalam memberikan perawatan, seyogyanya perawat harus merawat diri sebelum merawat orang lain.

Sahabat, berikut ini adalah beberapa macam perawatan diri perawat sebelum merawat orang lain:


Rawat Fisik (Physical)

Sebelum merawat orang lain, perawat harus pandai merawat badannya. Sebisa mungkin harus tampil bersih, harum dan menarik. Dengan badan yang bersih, senyum yang manis dan penampilan yang menawan adalah modal awal dalam melakukan sebuah tindakan perawatan. Bagaimana mungkin pasien mau dirawat orang yang tidak bisa merawat dirinya secar fisik? Pasien akan ragu dan takut.

Disamping itu, perawat juga harus merawat tubuhnya agar selalu sehat. Kita selalu memberikan Health Education kepada pasien tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), tapi perawatnya tidak mau olahraga, pola makannya tidak teratur, merokok, Berat Badannya Tidak Ideal dan lain-lain. Akan kacau jadinya kalau kita hanya memerintah atau menyuruh sementara kita sendiri masih dalam lingkup “tidak sehat”.

Rawat fisik juga terkait dengan persiapan Alat Pelindung Diri (Universal Precaution). Perawat harus memperhatikan ini, jangan sampai setelah merawat malah perawatnya yang sakit atau tertular penyakit. Universal Precaution sangat penting untuk melindungi diri perawat agar selalu sehat dan terhindar dari penyakit.

Rawat Pengetahuan (Knowledge)

Banyak perawat yang malas membaca buku setelah lulus kuliah dan saat bekerja. Mereka hanya ikut apa kata dokter tanpa tahu apa rasional dari sebuah tindakan atau intervensi yang diberikan kepada pasien. Ketika pasien bertanya, jawabannya konsultasi dokter saja. Harusnya perawat bisa menjawab semua pertanyaan pasien tentang masalah kesehatannya.

Dampak dari ketidakmampuan ini adalah, pertama masyarakat akan sulit menganggap perawat sebagai profesi profesional, tanggapan mereka perawat adalah pembantu dokter, jongos dokter. Tapi saat kita sebagai perawat dikatakan demikian, pasti kita tidak akan terima. Kita teriak sana sini bahwa perawat adalah partner dokter, tapi saat ditanya tentang medis dan keperawatan kita tidak bisa menjawab, lucu bukan? Tapi saya yakin perawat Indonesia tidak ada yang seperti ini, hehehe..

Dampak kedua adalah, Tanggapan miring dari profesi lain khususnya dokter. Dokter menginginkan partner kerja yang bisa meringankan kerjanya. Lahan perawat adalah asuhan keperawatan dari proses pengkajian sampai evaluasi. Dari semua proses keperawatan tersebut dibutuhkan data yang akurat dan benar. Cara menggali data yang benar harus dengan knowledge yang pinter. Data yang valid akan menetukan keberhasilan tindakan dan pengobatan selanjutnya.

Semuanya membutuhkan Refresh ilmu, Refresh OtakIlmu pengetahuan akan mengalami perubahan tiap saat. Karena hakikat ilmu adalah eksperimen menuju yang lebih baik untuk mendekati sebuah kebenaran. Tidak ada ilmu yang tidak berubah, kecuali ilmu paten seperti 1+1=2, tapi kalau ilmu keperawatan hampir tiap hari ada perubahan sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada. Sebagai contoh, dulu waktu saya kuliah penulisan diagnosa keperawatan keluarga berfokus pada 5 etiologi dasar sesuai kebutuhan Friedman, tapi sekarang penulisan diagnosa keperawatan keluarga tidak lagi membutuhkan etiologi. Ini perubahan menuju perbaikan. Bagaimana mungkin perawat akan berubah dan maju kalau tidak mau membaca?

Rawat Keterampilan (Skill)

Hasil nyata dari apa yang dibaca seorang perawat adalah mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari dalam suatu proses keperawatan (Asuhan Keperawatan).  Ilmu yang didapat tanpa diaplikasikan bagaikan pohon tanpa buah, kurang bermanfaat. Diskusikan ilmu yang anda punya dengan sesama perawat, lakukan miniworkshop dan lain-lain.

Kita bisa merawat keterampilan melalui seminar-seminar dan whorkshop terbaru. Jangan merasa rugi dengan hanya mengeluarkan sedikit biaya, ilmu itu memang mahal tapi bermanfaat.

Rawat Sikap (Attitude)

Ini yang tak kalah pentingnya dari yang lain, bahkan Prof. Nursalam pernah mengatakan dalam sebuah seminar yang pernah saya ikuti bahwa hakikatnya Attititude (Akhlaq) adalah yang utama. Akhlaq yang baik akan memberikan sikap atau refleks yang baik secara otomatis, terutama saat menghadapi pasien. Perawat yang pinter akan hancur kalau attitudenya kurang baik. Perawat identik dengan kesabaran dan ketegasan (bedakan dengan keluguan dan kekerasan). Sangat tidak etis kalau ada perawat yang mohon maaf misuh, mencela dan menghardik pasien. Sebisa mungkin jadikan diri anda sebagai excellent service dalam setiap pelayanan, jadikan pelayanan anda sebagai ibadah anda.

Sahabatku, semoga dari 4 perawatan diri perawat sebelum merawat ini bisa memberikan mindset baru dan wahana pembaharuan agar bisa menjadi perubahan yang lebih baik demi kemajuan perawat di seluruh Indonesia. Jayalah Perawat, Jayalah Profesiku.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perawat, Rawat Dirimu Sebelum Merawat"

Posting Komentar