Kegawatdaruratan merupakan suatu kondisi yang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian apabila tidak dilakukan pertolongan secara cepat, tepat dan cermat. Kasus kegawatdaruratan ini bisa terjadi kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja dan biasanya tanpa bisa kita prediksi sebelumnya. Seorang bapak yang sudah sangat berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor bisa saja terjadi kecelakaan dengan ditabrak sepeda motor, mobil atau lainnya. Seorang ibu yang dengan santai memasak di dapur bisa saja mengalami kasus kegawatdaruratan dengan meledaknya gas kompor, seorang siswa yang dengan santai menikmati bakso sambil bergurau dengan teman-temannya tiba-tiba tertelan pentol bakso hingga tersedak yang menyebabkan tersumbatnya jalan nafas sampai tidak bisa bernafas. Ini beberapa contoh kasus kegawatdaruratan yang kelihatannya sepele tapi bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian apabila tidak segera ditolong dengan cepat, tepat dan tepat.
Penangana Kasus Kegawatdaruratan adalah bentuk penanganan kasus untuk mempertahankan Jalan Nafas (Airway), Pernafasan (Breathing), dan Sirkulasi (Circulation).
Penanganan yang cepat, tepat dan cermat ini tentunya kurang efektif jika hanya dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis saja, baik oleh dokter, perawat ataupun bidan. Penanganan dasar kegawatdaruratan harus mampu dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang awam (non-medis). Orang awam tidak dituntut untuk memberikan pertolongan lanjutan (Advance) terhadap kasus kegawatdaruratan, akan tetapi untuk pertolongan Dasar (Basic) harus mau dan mampu.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya melalui PPNI, Puskesmas dan beberapa Rumah Sakit pada bulan November-Desember 2017 memberikan pelatihan dasar kepada orang awam, terutama Kader puskesmas, RT-RW dan perangkat-perangkatnya melalui seluruh kelurahan yang ada di Surabaya untuk berpartisipasi dalam mensukseskan acara Pelatihan dan Penanganan Kegawatdaruratan untuk Orang Awam. Dan ternyata, antusiasme masyarakat dalam merespon acara ini benar-benar positif. Banyak sekali diskusi dan pertanyaan yang ditanyakan masyarakat saat proses pelaksanaan pelatihan kepada narasumber dan koordinator acara.
Adapun materi yang diberikan adalah tentang pertolongan pertama dalam menangani kasus kegawatdaruratan seperti cara membebaskan jalan nafas (Head Tilt-Chin Lift, Jaw Thrust),Cara nge-cek pernafasan dengan Look Listen Feel, Cara dan Prinsip Pijat Jantung (RJP), Cara pertolongan pertama terhadap seseorang yang mengalami Syok, Prinsip penanganan Luka dengan menghentikan perdarahan dan meminimalkan infeksi, Cara penanganan Luka bakar, menolong korban dengan patah Tulang, Menolong seseorang yang tersedak dengan teknik Back Blows dan Heimlich Maneuver, cara mengangkat pasien yang benar serta Call For Help dan menelpon 112. Disamping penyampain materi, peserta juga diberikan kesempatan untuk mempraktekan apa yang telah disampaikan melalui materi sebelumnya.
Tujuan dan harapan dari kegiatan ini adalah agar orang awam mampu memberikan pertolongan dasar terhadap kasus kegawatdaruratan sehari-hari. Jadi, apabila menjumpai orang yang kecelakaan di jalan, orang awam mampu memberikan pertolongan dengan cepat dan benar. Tidak ada lagi orang awam yang memberikan minum terhadap orang yang yang pingsan karena itu salah dan bisa menyebabkan resiko aspirasi (air masuk saluran pernafasan), tidak ada lagi orang awam yang ngangkat orang kecelakaan dengan sembarangan karena kalau salah angkat bisa menyebabkab kecacatan bahkan kematian, Tidak ada lagi orang awam yang lari kebingungan ketika melihat saudara atau tetangganya tersedak.
Ketika orang awam mampu dan mau memberikan pertolongan dasar terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan maka tugas tenaga kesehatan menjadi lebih ringan, masyarakat akan semakin mandiri dalam menjaga dan menangani kesehatannya sendiri, Tenaga kesehatannya senang masyarakatnya juga senang, semoga kegiatan seperti ini akan terus berlanjut demi memandirikan masyarakat dalam menjaga dan mempertahankan kesehatannya
0 Response to "Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Dasar Untuk Orang Awam Di Kota Surabaya"
Posting Komentar