Posyandu merupakan salah satu pos kesehatan mandiri bentukan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah sekitarnya, yang mana dalam pembentukannya harus tetap berkoordinasi dengan puskesmas selaku badan yang mengontrol dan bertanggungjawab atas kelangsungan posyandu tersebut, baik secara teknis maupun administrasi. Dalam perkembangannya, ada beberapa macam posyandu dalam masyarakat, mulai posyandu balita, remaja, pasangan usia subur sampai posyandu lanjut usia. Bahkan yang terbaru sekarang dikenal dengan sebutan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu), inovasi terbaru dalam perkembangan posyandu yang ada di dalam masyarakat.
Dasar dari pembentukan posyandu adalah untuk meringankan kerja puskesmas dalam mencakup dan mengaplikasikan fungsi promotif dan preventif kesehatan. Secara data dan fakta seperti yang pernah dikeluarkan oleh Riskesdas tahun 2007, terjadi pergeseran penyebab tingkat kematian yang terjadi pada masyarakat, yang dulunya disebabkan karena penyakit menular, sekarang meningkat pada penyakit tidak menular dan kronis seperti Asma, Stroke, Penyakit Jantung dan Penyakit Ginjal dan lainnya, demikian pula dengan hasil Riskesdas terbaru tahun 2013, peningkatan itu semakin tinggi dan semakin mengkhawatirkan.
Sehubungan dengan data tersebut, maka kewajiban tenaga kesehatan termasuk perawat harus terus meningkatkan kinerja dalam melakukan pendekatan dan inovasi intervensi dalam melakukan tindakan promotif dan preventif dalam masyarakat, diantaranya adalah dengan mengefektifkan kegiatan posyandu lansia.
Menggerakkan posyandu lansia bukan hal yang mudah, obyek yang menjadi sasaran adalah para lanjut usia yang kita tahu mempunyai degerasi seluruh sistem organ. Mulai dari jalannya yang lambat, pendengaran dan penglihatan yang menurun, mudah tersinggung dan beberapa masalah lainnya yang begitu kompleks. Ada beberapa hal yang harus perawat ketahui tentang masalah yang terjadi pada posyandu lansia:
Tingkat Pengetahuan Dan Kesadaran Lansia Terhadap Posyandu Lansia
Banyak dari lansia yang kurang peduli terhadap kesehatannya sendiri, mereka akan merasa sudah tua dan tidak perlu repot-repot lagi untuk menghadiri posyandu lansia. Apalagi misalnya mereka mendapatkan informasi yang salah tentang posyandu lansia dan tentang sehat-sakit, mereka akan semakin enggan dan malas untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia.
Tugas perawat saat menjumpai lansia seperti ini adalah memberikan penyuluhan dan komunikasi yang baik dalam meluruskan informasi yang salah, serta memotivasi mereka untuk tetap semangat dalam memeriksakan kesehatannya secara berkala (rutin). Tugas semacam ini bisa perawat lakukan secara langsung ataupun bisa memanfaatkan kader sebagai pengurus langsung dari posyandu.
Jarak Dari Rumah Dengan Lokasi Posyandu
Seperti kita ketahui bersama bahwa lanjut usia merupakan keadaan multidegeneratif organ, semuanya sudah tidak seperti waktu saat masih muda dulu, jalan sedikit saja sudah capek, penglihatan mulai menurun, begitu juga pendengaran dan fungsi organ lainnya. Lansia tidak mungkin akan menghadiri posyandu lansia kalau jarak tempuh dari rumah ke posyandu sulit untuk ditempuh.
Tugas perawat dalam hal ini adalah memberikan opsi dan kerjasam dengan sektor lain dalam suatu wilayah kerja untuk menghandle masalah seperti ini. Misalnya dengan inovasi jemput bola oleh petugas kelurahan, atau kunjungan rumah secara langsung dalam memonitor kesehatan lansia.
Kurangnya Dukungan Orang Terdekat
Banyak dari lansia yang saat ditanya kenapa tidak hadir dalam posyandu lansia secara rutin, mereka mengatakan bahwa kondisi tubuh yang tidak memungkinkan dan tidak ada yang mengantar untuk hadir dalam mengahdiri posyandu lansia.
Tugas perawat dalam hal ini adalah memberikan motivasi kepada keluarga untuk mendukung keaktifan lansia dalam menghadiri posyandu lansia.
Persepsi Lansia Terhadap Petugas Posyandu
Secara psikis kondisi para lanjut usia adalah sensitif dan mudah tersinggung, kadang kita melakukan kesalahan yang menurut kita itu bukan masalah dan tidak sengaja kita lakukan, lansia akan menjudge bahwa petugas posyandu kurang sopan, jahat dan tidak baik sehingga motivasi untuk mengahadiri posyandu akan hilang.
Tugas perawat dalam hal ini adalah harus mampu menganalisa dan mengevaluasi kehadiran setiap melakukan kunjungan posyandu lansia, ini kesalahpahaman yang harus segera diluruskan dan dikomunikasikan dengan baik secara efektif dan terapiutik.
Demikianlah beberapa kondisi yang harus kita ketahui tentang posyandu lansia. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang sangat aktif di posyandu harus bisa eksis dengan cara menjadi solusi dan inovatif dari setiap masalah yang ada di dalam posyandu lansia, peran ini bisa digantikan oleh kader yang sudah dilatih. Dalam posyandu lansia, tidak hanya memberikan penyuluhan tapi disana juga ada pemenuhan gizi yang simbang berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT), kebugaran lansia berupa senam dan olahraga lainnya, observasi tanda-tanda vital dan kegiatan penunjang lainnya seperti rekreasi dan pengembangan hasil karya mandiri lansia.
0 Response to "Eksistensi Perawat Dalam Posyandu Lansia"
Posting Komentar