Gambar: Seorang Perawat melakukan kunjungan rumah dan melakukan pemeriksaan sebagai bentuk aplikasi dari CHN |
Pelayanan kesehatan (yankes) merupakan bentuk pelayanan yang bermutu dan berkualitas yang diberikan kepada klien oleh berbagai macam disiplin ilmu dan profesi, termasuk tim Keperawatan. Perawat sebagai profesi garda awal harus benar-benar siap dengan tantangan ini. Bentuk pelayanan ini bisa di rumah sakit atau instansi kesehatan yang lain (puskesmas atau klinik).
Pada era global saat ini, pelayanan kesehatan bermetamorfosa menjadi sarana jasa kesehatan yang prinsipil, yang mana setiap rumah sakit atau instansi kesehatan yang lain harus siap bertanggung gugat terhadap pasien sebagai penerima jasa dari pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk SDM dari tempat pelayanan kesehatan, ekspektasi serta nilai kepuasan dari pasien sebagai pemakai jasa. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan kata lain, pasien menginginkan biaya yang seminimalmungkin tapi mendapat pelayanan yang sangat memuaskan. (Prof. Nusalam, 2016).
Saat ini, pasien sebagai penerima asuhan pelayanan kesehatan telah menyadari hak-haknya sebagai pasien, sehingga semua masalah dan tuntutan akan diajukan ke pengadilan demi mempertahankan dan memperjuangkan hak mereka. Oleh karena itu, perawat harus benar-benar mampu mempersiapkan diri dan harus melakukan segala bentuk tindakan keperawatan sesuai standart yang ada. Lakukan apa yang ditulis, tulis apa yang dilakukan merupakan metode sederhana tim medis khususnya perawat dalam menempati zona aman.
Semua masalah ini mengajarkan kepada kita bahwa tim medis khususnya perawat harus mampu memberikan kualitas sebaik mungkin. Kualitas yang baik akan berbanding lurus dengan kepuasan pasien. Disamping itu, sarana kesehatan sebagai industri jasa juga harus berbenah demi kualitas pelayanan, termasuk mengikuti dan mengaplikasikan sistem ISO, akreditasi dan lain-lain, semuanya demi kepuasan pasien.
Hakikatnya, asuhan keperawatan adalah bentuk pelayanan secara komprehensif, suatu pelayanan yang diberikan secara holistik, sesuai standart keperawatan demi kepuasan pasien. Kita lihat Sayyidah Rufaidah, perawat pertama pada zaman Nabi Muhammad, yang selalu memberikan pelayanan terbaik dalam menolong kaum muslimin di medan juang. Begitu juga dengan Florence Nightingale dalam menolong korban perang Krimen. Seyogyanya perawat berkaca kepada mereka dalam memberikan pelayanan, tanpa membedakan status pasien, menampakkan senyum termanis saat bertemu pasien dan menjadikan pelayanan profesional sebagai suatu bentuk ibadah dan panggilan kemanusiaan.
Proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi merupakan bentuk asuhan yang seharusnya bisa dipertanggungjawabkan secara moral dan profesional. Perawat tidak boleh asal-asalan dan hanya sekedar ikut-ikutan. Sehingga kualitas perawat sebagai garda awal tenaga kesehatan mampu menjawab keraguan dari pasien sebagi penerima jasa.
Kita maklum bahwa proses dari asuhan keperawatan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dengan dasar ilmiyah untuk mengenal masalah-masalah pasien dengan mencarikan solusi yang rasional dan efektif dalam memenuhi kebutuhan dan masalah pasien. Proses keperawatan yang kita kenal terdiri dari beberapa tahap yaitu; pengkajian yang cermat dan detail, diagnosa keperawatan yang benar, perencanaan yang akurat, pelaksanaan sesuai rencana dan evaluasi dari proses dan akhir dari suatu asuhan keperawatan. Semua proses keperawatan ini bisa dilakukan dimanapun tempat perawat memberikan asuhan keperawatan. Perawat RS dengan asuhan keperawatan medikal bedah, perawat puskesmas dengan asuhan keperawatan keluarga yang teraplikasi dalam CHN dan perkesmas.
Dari sekian banyak teori dan fakta ini, Caring (kepedulian dalam memberikan asuhan yang komprehensif) adalah lahan keperawatan sebelum Curing (pengobatan) yang dilakukan oleh seorang dokter. Eksistensi dari proses keperawatan adalah Caring, dengan perawat yang care maka akan tercipta hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat, pasien akan merasa nyaman dan aman, pasien akan merasa diperhatikan dan dan diperdulikan sehingga masyarakat sebagai pengguna jasa akan merasa puas.
Untuk mengaplikasikan caring, seorang perawat harus memperhatikan dengan benar tentang kebutuhan dari manusia sebagai pasien. Jauh-jauh hari Abraham Maslow sudah merumuskan kebutuhan dasar manusia yaitu, Kebutuhan Fisiologi, Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan, Kebutuhan Cinta dan Memiliki, Kebutuhan Harga Diri, Kebutuhan Aktualisasi Diri. Banyak buku dan artikel yang telah menjelaskan tentang teori kebutuhan Maslow, dan tentunya untuk perawat teori ini sudah tidak asing.
Ketika sifat caring sudah ada di dalam diri seorang perawat dan teraplikasikan dalam segala aspek proses keperawatan, proses pelayanan akan lancar, kepercayaan (trust) dari pasien dan masyarakat terhadap perawat pun akan tercipta dengan sendirinya sebagai profesi teladan dan memuaskan, sehingga kunjungan pun akan meningkat dan input pun akan meningkat, perawat puas, pasien puas dan instansi kesehatan sebagai wadah jasa juga puas. Disamping itu, dokter sebagai pemberi obat (curing) akan mudah dalam memberikan terapi sesuai dengan proses asuhan keperawatan yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan.
0 Response to "Perawat Sebelum Dokter (Caring Before Curing)"
Posting Komentar